Senin, Desember 08, 2008

SENYUM MANIS KORUPTOR JERIT TANGIS MALING AYAM


Ada persamaan antara koruptor dengan maling ayam, dua-duanya ya pencuri, orang yang mengambil apa yang bukan haknya. Tetapi di negeri yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan ini perlakuan terhadap koruptor dengan maling ayang jauh berbeda, antara bumi dan langit.

Kita sering menyaksikan secara langsung atau melalui televisi, maling ayam atau maling kelas teri lainnya yang tertangkap basah, badannya penuh luka, kepalanya bocor, akibat penyiksaan yang dilakukan sekelompok orang. Itu belum masuk kantor polisi, setelah di sana tak tahu apa yang terjadi. Jerit tangis maling ayam seolah menjadi tangis penuh kepalsuan, padahal mereka "berjuang" demi menyambung hidup.

Di sisi lain, ketika koruptor tertangkap tangan, mereka masih mencoba menjaga citra dirinya, seolah orang tanpa dosa, bahkan berperilaku seperti bayi yang masih suci. Ketika persidangan berlangsung senyum manis dan tebar pesona masih terus dipertahankan, seolah apa yang dilakukannya wajar dan tidak merugikan siapapun. Sungguh timpang antara senyum manis sang koruptor dengan jerit tangis sang maling ayam. Padahal kalau harga satu ekor ayam yang dicuri Rp. 50.000, mungkin uang yang disikat sang koruptor bisa setara dengan 100 ribu sampai satu juta ekor ayam, bahkan lebih.

Sangat pantas jika perlakuan terhadap koruptor diperberat, mungkin kalau di Cina di hukum gantung, di Jepang dengan sukarela bunuh diri, di Arab dipotong tangannya, nah di Indonesia harus diapakan ya ????

Sumber Gambar:

www.kabupatencianjur.wordpress.com



Tidak ada komentar: